Selamat Datang di Website Resmi Desa Kutuh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Media komunikasi dan transparansi Pemerintah Desa Kutuh untuk seluruh masyarakat. Silahkan datang ke Kantor Desa Kutuh  meminta PIN jika Anda ingin melihat data yang terdaftar di Data Kependudukan, atau ingin melaporkan sesuatu ke Pemerintah Desa.

Artikel

Air Kehidupan Dwi Tunggal, bukan Lagi Sekedar Impian

28 Oktober 2018 23:46:50  admin-kutuh  363 Kali Dibaca  Perkembangan Desa

          Letak topografi Desa Kutuh yang jauh lebih tinggi dari sumber air sempat membuat air menjadi barang langka di Desa Kutuh. Keinginan untuk mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk, mungkin hanya dianggap khayalan atau impian.  Lereng terjal dan curam sering menghantui setiap keinginan akan terpenuhinya kebutuhan akan air menjadi sirna.  Namun kini, dengan berbagai upaya, kerja keras dan anugrah Penguasa Alam, impian itu kini telah menjadi kenyataan.

     Berikut sekilas cerita bagaimana upaya dan upaya yang terus dilakukan untuk mendapatkan anugrah air ini.

     Banyak kesulitan untuk mengalirkan air sampai kedesa untuk di distribusikan langsung kerumah rumah warga, selain letaknya jauh dibawah juga tempat sumber air sangat jauh juga medan yang harus dilalui berupa releng batu terjal, hanya beberapa orang saja yang bisa mencapai sumber air tersebut, tersebar mitos bahwa tempat sumber air itu juga sangat angker.

       Dari jaman dahulu air itu sudah di upayakan untuk dialirkan agar bisa lebih dekat dari perkampungan, berbagai usaha para leluhur juga telah dilakukan namun slalu saja menuai kegagalan,sudah banyak pengorbanan masyarakat baik materi dan tenaga sudah dikerahkan namun air hanya sampai tak begitu lama mengalir didekat desa.

      Tidak hanya dari swadaya dan semangat gotongroyong saja air itu diupayakan, namun dari bantuan pemerintah juga di dapatkan untuk biaya perpipaan namun slalu gagal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, penyebab kegagalan diantaranya ketika musim hujan seri g terjadi longsor dan ketika musim panas terjadi kebakaran keputus asaan pun terjadi sehingga sumber air itu dibiarkan saja. yang berakibat masyarakat harus menangung resiko untuk menggangkut air dan mencukupkan kebutuhan air dari sumber yang kecil, masyarakat terpusat mengambil air dipermandian, keributanpun sering terjadi akibat mengambil air secara bergilir, dan masyarakat bertempat tinggal diperbukitan diatas permandianpun sering mengeluh.

      Setelah diadakan musyawarah adat airpun disepakati untuk dialirkan kerumah rumah dg sistem bergilir hal itu dilakukan agar keributan dapat diatasi,
Inilah yang memicu saya selaku perbekel mulai tahun 2013 bertekat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pokok berupa air, dengan terpenuhinya salah satu kebutuhan ini diharapkan ketenangan dan peningkatan perekonomian dan kebersihan bisa meningkat,

    Upaya yang pertama dilakukan adalah memindahkan saluran pipa air yang kecil ke atas dg bantuan pemeritah itu terwujud, sehingga kebutuhan air bagi masyarakat diatas desa bisa diatasi walau harus bergilir.

    Upaya kedua mencari jalan untuk memecahkan keangkeran suber air batu kandik yang letaknya dibawah desa, petunjukpun didapatkan bahwa sumber air itu mempunyai dua sumbe yang letaknya berdekatan , satu sumber dari arah utara dan satu sumber dari arah timur, sumber air ini mempunyai kekuatan yin dan yang, sumber air dari utara mempunyai kekuatan brahma dan sumber air dari timur mempunyai kekuatan wisnu, brahma panas dan wisnu dingin, brahma pencipta dan wisnu pemelihara, dg kekuatan dewi saraswati sebagai penganugrah ilmu kecerdasan dan dewi laksmi sebagai penganugrah kemakmuran, sehinga dapat disimpulkan bawa kekiatan air yang ada di dua sumber tersebut sangat tinggi dan menganduk kekuatan magis sebagai penglukat,penyeimbang, dan penganugrah.

    Untuk hal tersebut air tersebut tidak boleh disalurkan/dialirkan secara bersama dari sumbenya, teryata menurut penerawangan para linuwih hal tersebutlah yang membuat air itu slalu gagal sampai kedesa,
Berangkat dari secercah penelurusan secara niskala tersebut kami mulai merancang dan mengalirkan air tersebut satu persatu yang dimulai dari sumber air brahma yang keluar dari arah utara, setelah berlangsung dua tahun air tersebut mengalir normal tanpa ada ganguan yang berarti.dikarenakan telah berhasil bagus kamipun melanjutkan mengalirkan mata air wisnu yang keluar dari arah timur astungkare inipun berhasil kami sepakat untuk membiarkan air tersebut mengalir selama satu tahun.
Setelah semua berjalan bagus tanpa ada ganguan, air tersebut kami satukan dalam satu wadah yang kemudian dialirkan dg dua pompa air keatas ke bak penpungan,

    Tepat menjelang purnama kelima air tersebut sudah bisa mengalir kesemua rumah masuarakan 24jam non stop tanpa bergilir lagi sebuah pencapian masyarakat yang sangat bersejarah.dg demikian sayapun yang sebelumnya mempunyai janji bahwa kapanpun setelah warga masyarakat terpenuhi airnya saya baru akan mengunakan air didesa yang selama ini saya sendiri mengambil air dikebun yang jaraknya 2.5km.

     Astungkare berkat kerja keras seluruh masyarakat air bisa terpenuhi.
Air ini adalah sumber air penglukatan yang diberinama Tirta Penglukatan Dwi Tunggal.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Hubungi Kami

Hubungi Kami

Aparatur Desa

Back Next

Agenda

Belum ada agenda

Perpustakaan Desa

PERPUSTAKAAN DESA

Peta Desa

Sinergi Program

Prodeskel Pajak Online

Komentar Terbaru

Info Media Sosial

Statistik Pengunjung

  • Hari ini:18
    Kemarin:255
    Total Pengunjung:118.883
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:3.128.94.171
    Browser:Mozilla 5.0

Arsip Artikel